Prof.DR.Ilyas Husty MA.Rektor Baru STAI Al Azar.

Mahasiswa STAI Al-Azhar Pekanbaru Sambut Prof. Ilyas, Harapkan Kampus Inklusif & Progresif Pekanbaru, ~ Serah terima jabatan Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Azhar Pekanbaru dari Dr. Hj. Misharti, S.Ag., M.Si. kepada Prof. Dr. H. Ilyas Husti, M.A. disambut antusias oleh mahasiswa. Momentum ini menjadi titik balik penting dalam perjalanan kampus ke depan.
Presiden Mahasiswa STAI Al-Azhar, Gusti Pardamean Nasution, menyatakan pentingnya peran kepemimpinan inklusif dan responsif terhadap dinamika mahasiswa. Ia menilai kepemimpinan Prof. Ilyas perlu membangun ruang diskusi terbuka yang sehat.
“Kami berharap Prof. Ilyas membuka ruang diskusi yang sehat dan progresif. Kepemimpinan beliau diharapkan membawa STAI Al-Azhar menjadi kampus yang kompetitif, adil, dan berpihak pada pengembangan akademik mahasiswa,” ujar Gusti.
Ketua Umum Komisariat PMII STAI Al-Azhar, Mhd Sopian, juga menaruh harapan besar. Ia menginginkan agar STAI Al-Azhar tetap menjunjung tinggi nilai-nilai Islam moderat, kebangsaan, serta penguatan intelektual mahasiswa.
“PMII siap menjadi mitra kritis dan konstruktif. Kami ingin STAI Al-Azhar menjadi pusat kajian Islam yang moderat dan berdaya saing, serta mampu menjawab tantangan zaman,” tegasnya.
Selain menyambut pemimpin baru, mahasiswa juga memberikan apresiasi kepada pimpinan lama, Dr. Hj. Misharti, yang dinilai telah berjasa besar dalam perkembangan kampus. Misharti, yang juga menjabat sebagai Wakil Bupati Kampar, dikenang karena kepemimpinannya yang humanis dan progresif.
“Kami berterima kasih atas pengabdian Bunda Misharti. Kini saatnya kita bersama-sama mendukung transisi ini demi masa depan kampus yang lebih baik,” pungkas Gusti.
Serah terima ini diharapkan bukan hanya sebagai pergantian administratif, melainkan menjadi awal dari fase baru STAI Al-Azhar sebagai lembaga pendidikan tinggi Islam yang unggul dan adaptif di tengah perkembangan zaman. Mahasiswa ingin kampus mereka menjadi ruang tumbuh bersama, bukan hanya secara akademik, tetapi juga dalam membentuk karakter dan nilai kebangsaan.
Penulis : Heber Samudera