Warga Perum Athaya Kampar Resah Akibat Limbah Kandang Babi

Warga Perum Athaya Kampar Resah Akibat Limbah Kandang Babi

Mencemari Lingkungan dan Berbau Busuk,  Warga  Perum Athaya  Kampar Minta Peternakan Babi Direlokasi
Ratusan warga Perumahan (Perum) Athaya Desa Tanah Merah, Kecamatan Siakhulu, Kampar merasa resah dan sangat tergangggu dengan keberadaan peternakan dan kandang  babi yang berada di dekat perumahan mereka. Pasalnya, keberadaan peternakan dan kandang babi menimbulkan bau busuk dan mencemari lingkungan sekitar. Warga mendesak aparat pemerintah terkait agar segera menutup dan merekolasi kandang babi tersebut ke tempat lain.
“Kami meminta Pemkab Kampar  melalui jajarannya dapat menutup dan merekolasi kandang babi yang berada dekat perumahan kami. Bau kotoran dan limbah babi sangat mengganggu warga sepanjang hari. Bahkan kalau hari hujan kotoran babi berserakan di pekarangan warga akibat air dari selokan yang melimpah ke jalan,”ujar  Toni Sahputra,  tokoh pemuda di Perum Athaya didampingi beberapa orang warga,  Senin (14/7) . 
Keberadaan kandang babi tersebut,ujar Toni, sudah sangat meresahkan warga perumahan selama bertahun-tahun. Sebab bau limbah dan kotoran babi sangat menyengat dan mengganggu aktifitas warga. Kandang babi tersbut hanya berjarak beberapa  meter saja dari  komplek perumahan sehingga bau limbah dan kotoran babi terasa sepanjang hari. “Setiap hari kami menghirup bau tak sedap dari limbah dan kotoran babi. Keberadaan  kadang babi sudah sangat meresahkan da menggaggu aktifitas warga. Bahkan rumah tahfiz yang berada di Perum Athaya kadang terpaksa ditutup karena para murid yang belajar mengaji tidak tahan dengan bau dari limbah dan kotoran babi,”ujarnya. 
Warga Perum Athaya melalui perangkat Rt sudah berusaha untuk melaporkan masalah kandang babi kepada Kepala Desa, Kecamatan, Dinas Lingkungan hidup dan Satpol  PP Kampar. Namun  sampai hari ini belum ada tindakan kongkrit dari Pemkab Kampar maupun Kecamatan Siak Hulu untuk mengatasi masalah tersebut. “Pernah datang dua orang petugas Satpol PP dari Kecamatan Siakhulu untuk meninjau kandang babi. Namun baru sampai di lokasi mereka sudah muntah-muntah akibat bau busuk yang ditimbulkan kandang babi,”ujarnya.
Bahkan Kepala Desa Tanah Merah waktu itu Syahrul Amri Nasution sudah dihubungi dan mencoba berdialog dengan warga pemilik kandang babi, tetapi kadang babi masih tetap ada, bahkan ada warga baru yang ikut menambah  dan membangun kandang babi sehinga jumlah kandang babi semakin banyak. Akibatnya bau yang ditimbulkan kotoran dan limbah kandang babi semakin menyengat. “Rata-rata pemilik kandang babi adalah pendatang yang menyewa rumah. Meraka membuat kandang  babi di sekitar rumah mereka yag berdekatan dengan Perum Athaya. Kami sudah mencoba mengingatkan bahwa kandang babi mereka telah mengganggu warga sekitar tetapi mereka acuh dan tetap melaksanakan aktifitasnya memelihara babi,”kata Toni.
Hampir setiap hari kami lempar kandang babi dengan batu agar pemilik segera memindahkan kandang babi mereka. Tetapi pemilik kandang tak pernah peduli. Jika tidak mempan dilempar batu pada akhirnya warga yang kesal akan melempar bom molotov  supaya kandang babi itu segera ditutup. Warga Perum Athaya sudah bersabar dan bersikap toleran terhadap para pendatang. Kalau mereka membangun gereja sebagai tempat peribatan kami tidak masalah dan mentolerirnya karena itu hak asasi mereka sebagai umat beragama. Tetapi kalau mereka beternak babi di sekitar perumahan kami maka perbuatan itu  tidak dapat ditolerir dan sudah melampaui batas.Saya takut nanti warga yang habis kesabaran akan melakukan tindakan anarkis untuk menutup kandang babai tersbut,”ujarnya.
Sebagai langkah persuasif, kata Tony, warga Perum Athaya akan kembali menulis surat kepada Kepala desa yang ditembuskan kepada Camat dan Polsek Siakhulu agar kandang babi yang meresahkan warga itu segera direlokasi. Sebab, aktifitas  dan kenyamanan warga sudah sangat terganggu akibat kebaradaan kandang babi tersebut. “kami berharap agar aparat terkait segera mengambil  tindakan tegas untuk merelokasi kandang babi di sekitar perumahan warga. Kalau tidak ada tindakan nyata dari aparat terkait maka akan terjadi konflik horizontal antara warga Perum Athaya dan warga Desa Tanah Merah lainnya dengan para pemiik kandang babi ,”pungkasnya.

Penulis : Heber Samudera