Purworejo Gelar Rapat Koordinasi Pasca Kasus Keracunan MBG, Dapur Dievaluasi dan Dihentikan Sementara

Purworejo Gelar Rapat Koordinasi Pasca Kasus Keracunan MBG, Dapur Dievaluasi dan Dihentikan Sementara

DetikAktualNews.Com. PURWOREJO – Kasus keracunan makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menimpa ratusan siswa di Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo, langsung ditindaklanjuti dengan rapat koordinasi di Dalem Agung Pendopo Kabupaten Purworejo pada Jumat (3/10/2025). Rapat yang berlangsung pukul 14.50 hingga 16.00 WIB itu dihadiri sekitar 20 orang dari unsur Forkopimda, OPD terkait, Satgas MBG, hingga perwakilan rumah sakit.

Bupati Purworejo, Hj. Yuli Hastuti, S.H., menyampaikan perasaannya atas musibah yang menimpa para siswa. Ia menegaskan, dapur MBG di Purwodadi dihentikan sementara sembari dilakukan evaluasi menyeluruh. “Saya prihatin dengan kejadian ini. Semoga anak-anak yang terdampak lekas pulih. Mulai besok dapur MBG di Purwodadi kami hentikan sementara untuk memastikan keamanan makanan. Saya juga mengimbau para kepala desa agar segera membawa siswa yang sakit ke puskesmas atau rumah sakit, jangan menunda-nunda,” kata bupati.

Kepala KPPG Sleman, Budi Waluyo, yang hadir mewakili Badan Gizi Nasional (BGN), menyampaikan permohonan maaf sekaligus menjelaskan bahwa dapur SPPG Purwosari dihentikan operasionalnya sementara sesuai keputusan BGN, sambil menunggu hasil uji laboratorium lebih lanjut.

Wakil Bupati Purworejo, Dion Agasi Setiabudi, S.I.Kom., M.Si., menyoroti kondisi sejumlah dapur MBG yang tidak memenuhi standar kebersihan, mulai dari sarana pencucian hingga pengelolaan limbah. Menurutnya, hal ini berpotensi menurunkan kepercayaan publik terhadap program MBG. Ia meminta dapur yang bermasalah dihentikan lebih dulu sambil menunggu evaluasi dan sertifikasi ulang.

Senada dengan itu, Kapolres Purworejo, AKBP Andry Agustiano, S.I.K., M.Si., menegaskan setiap makanan yangakan didistribusikan harus lebih dulu dicek. Ia juga menekankan pentingnya pendampingan terhadap 19 dapur MBG yang beroperasi agar tetap sesuai prosedur. Dandim Purworejo, Letkol Inf Imam Purwoko, S.E., M.H.I., turut mengingatkan bahwa distribusi dan penerimaan makanan di sekolah harus benar-benar diawasi karena kasus ini berpotensi menimbulkan keresahan orang tua.

Kajari Purworejo, Hasnadirah, S.H., M.H., menambahkan bahwa pengolahan bahan baku yang dilakukan di luar dapur sekolah menyulitkan kontrol higienitas, sehingga perlu evaluasi serius. Ia meminta BGN melakukan kontrol rutin mingguan dan menyosialisasikan aturan yang berlaku kepada setiap pengelola dapur MBG.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Purworejo, Rohman, S.Sos., menyampaikan dukungannya terhadap program MBG yang dinilai penting bagi peningkatan gizi siswa. Namun, ia menegaskan perlunya pengawasan yang lebih ketat agar program tetap berjalan baik dan tidak lagi menimbulkan insiden serupa.

Data yang dipaparkan Pj. Sekda Purworejo, dr. Tolkha Amarudin, Sp.THT., M.M., menunjukkan hingga kini terdapat 127 siswa terdampak, dengan rincian 6 orang dirawat di RSUD Tjokronegoro, 5 di RSUD Tjitrowardojo, 1 di Panti Waluyo, 1 di Puskesmas Ngombol, 1 di Puskesmas Bragolan, dan 104 lainnya menjalani rawat jalan. Gejala diketahui muncul sejak Selasa (2/10/2025) dan diduga berasal dari menu makan siang berupa kentang kukus, telur puyuh kukus, tahu goreng, wortel rebus, mentimun, selada, saus kacang, serta buah jeruk. Dari hasil uji sementara, hanya satu dari 19 dapur MBG yang dinyatakan memenuhi standar kualitas air bersih.

“Ke depan, kami akan mempercepat proses sertifikasi dan memastikan SOP benar-benar dijalankan. Kami minta masyarakat tetap percaya, karena MBG pada dasarnya program baik untuk ketahanan pangan keluarga,” jelas dr. Tolkha.

Tolkha menambahkan, semua biaya perawatan sepenuhnya ditanggung Pemerintah Kabupaten Purworejo melalui program Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda).

“Intinya, semua biaya ditanggung Pemerintah Kabupaten Purworejo. Jadi orang tua tidak perlu khawatir soal biaya pengobatan,” terang dr. Tolkha.

Rapat koordinasi yang dihadiri unsur pimpinan daerah tersebut ditutup pukul 16.00 WIB dalam suasana kondusif. Sebagai tindak lanjut, dijadwalkan rapat lanjutan pada Sabtu (4/10/2025) pukul 13.00 WIB di Ruang Arahiwang Setda Purworejo dengan melibatkan para pemangku kepentingan terkait. Kasus keracunan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat pelaksanaan program MBG di Purworejo agar tetap bermanfaat bagi siswa sekaligus menjaga kepercayaan masyarakat.

Penulis.Imbron

Editor.Gus Mustakim